Selasa, 25 Agustus 2009
Senin, 24 Agustus 2009
kumpulan lagu
- 3 Diva
- 6ixth Sense
- A Must
- Ada Band
- Afgan
- Agnes Monica
- Alexa
- Amee
- Anang
- Andra And The Backbone
- Anggie
- Anggun
- Anima
- Ari Lasso
- Asbak Band
- Asmirandah
- Asti Ananta
- Aura Kasih
- Ayusitha
- Baron Soulmate
- BBB
- Bonus
- Bunga Citra Lestari
- Caramel
- Chandra
- Chrisye
- Cinta Laura
- Cokelat
- D'cinnamons
- D'massive
- De'Spectrum
- Delon
- Derby Romero
- Devian feat Mawar Afi
- Dewa 19
- Dewi Lestari
- Dewi Sandra
- Dewiq
- Dewiq feat Indra Bekti
- Dewiq feat Ipang
- Dimas Beck
- Dirly
- Disciples
- Drive
- Duo Maia
- Dygta
- Ecoutez
- Edward Chen
- Einstein
- Eka Deli
- Ello
- Five Minutes
- Gaby
- Gigi
- Gita Gutawa
- Glenn Fredly
- Glenn Fredly feat Dewi Persik
- Gruvi
- Hello
- Hijau Daun
- Ika Putri feat Ayat
- Indonesian Idol
- Info dan Tips-Tips
- Intan RJ
- Irwansyah
- J Rock
- Janet
- Jason
- Jikustik
- Kangen Band
- Karivella
- Kerispatih
- Koil
- Kotak
- Krisdayanti
- Kuburan Band
- Letto
- lobow
- Lusy Rahmawati
- Lyla
- Magneto Band
- Mahadewi
- Maliq dan D’Essential
- Marcell
- Maria Shandi
- Marshanda
- Marvells
- Mary Jane
- Mawar Afi
- Mbah Surip
- Melly Goeslaw
- Mike Idol
- Mulan Jameela
- Mulan Jameela feat Dewi-dewi
- Naff
- Netral
- Nidji
- Nindy
- Nugie
- Numata
- Okky Lukman
- Olga Syahputra
- Opick
- Oppie
- OST Sinetron
- Padi
- Pasto
- Peterpan
- Pinkan Mambo
- Plus Two
- Potret
- Prisa
- Project Pop
- Putih
- Radja
- Ran
- Randy Pangalila
- Rio Febrian
- Robin Hood
- Rohani
- Rossa
- samsons
- Sandy
- Saykoji
- seventeen
- She
- Sheila Majid
- Sheila On 7
- Sherina
- Shinobi
- Sigit Wardana
- Sind3ntosca
- Slank
- Soul Id
- ST12
- Superman is Dead
- T2
- Tangga
- Tangga Lagu
- The Changcuters
- The Dance Company
- The Lucky Laki
- The Real
- The Rock
- The Sisters
- The Titans
- The Video
- Tiket
- Titi Kamal
- Tompi
- Twenty First Night
- Ungu
- Utopia
- Vagetoz
- Vidi Aldiano
- Vierra
- Wali
- Yovie dan Nuno
- Zigaz
setia
Intro : C D Bm Em 2x
C D
Deras hujan yang turun
Em A
Mengingatkanku pada dirimu
Am D Em
Aku masih di sini untuk setia
C D
Selang waktu berganti
Em A
Aku tak tahu engkau di mana
Am D G
Tapi aku mencoba untuk setia
Reff :
C
Sesaat malam datang
Bm B Em
Menjemput kesendirianku
D C
Dan bila pagi datang
B Em D A
Ku tahu kau tak di sampingku
Am D
Aku masih di sini untuk setia
Intro : C Bm A D
C D
Selang waktu berganti
Em A
Aku tak tahu engkau di mana
Am D G
Tapi aku mencoba untuk setia
Coda :
Am D Em
Aku masih di sini untuk setia
Am D C D Bm Em C D Bm Em
Aku masih di sini untuk setia
cancer
If you could get me a drink of water
Cause my lips are chapped and faded
Call my Aunt Marie.
Help me gather all my things,
And bury me in all my favorite colors.
My sisters and my brothers still.
I will not kiss you.
Cause the hardest part of this is leaving you.
Now turn away.
Cause I'm awful just to see.
Cause all my hairs abandoned all my body
All my agony.
Know that I will never marry.
Baby, I'm just soggy from the chemo,
But counting down the days to go.
It just ain't living.
I just hope you know.
That if you say goodbye today.
I'd ask you to be true.
Cause the hardest part of this is leaving you.
Cause the hardest part of this is leaving you
Rabu, 19 Agustus 2009
cerita hantu seru
Tetapi ternyata apa yang hendak aku lakukan itu ketahuan oleh orang bersurjan yang misterius itu. Dengan serta merta dia berjalan mendekatiku. Setelah ada didepanku, tiba-tiba tangannya menepuk pundakku sebanyak tiga kali. Aneh bin ajaib, setelah mendapat tepukan itu tubuhku seketika menjadi lemas tanpa daya. Sulit untuk digerakan. Setelah itu, mereka dengan leluasa masuk ke dalam kamarku. Sementara itu, diluar masih terdengar suara sayup-sayup gamelan yang masih mengumandang di tengah kegelapan malam.
Beberapa menit kemudian aku hanya bisa memelototkan mata ku tanpa bisa berbuat sesuatu ketika keempat prajurit yang dikawal lelaki bersurjan mengangkat tubuh parman dalam posisi masih tertidur pulas. Tubuh parman lalu dimasukan ke dalam kereta kencana yang semenjak tadi sudah menunggu di depan kamarku.
Gemerincing suara asesoris yang dikenakan ke empat ekor kuda mewarnai keberangkatan kereta tersebut ke tengah laut yang masih kelam. Dan, bersaman dengan kepergiaan kereta yang telah membawa tubuh parman ,suara gemerincing dan gamelan suaranya semakin redup dan akhirnya tidak terdengar lagi.
Anehnya setelah kejadian itu aku yang tadinya tidak mampu bergerak sama sekali, kini kembali bisa bergerak seperti semula. Entah mengapa hal itu bisa terjadi secara aneh. Segera setelah tubuhku normal kembali dengan cepat kutengok kamarku. Betapa terkejutnya aku ketika di kamar itu tubuh parman yang tadinya masih tergeletak tidur sudah tidak ada lagi. Kamar dalam keadaan kosong. Aku menjadi panic seketika.
Tak lama kemudian hampir semua penghuni hotel udang biru mencium peristiwa misteri itu. Sebagian orang yang sering mengunjungi hotel tersebut sudah menduga bahwa sesuatu yang tidak diinginkan akan segera terjadi.
Keesokan harinya ketika sedang berada dikantor polsek setempat untuk melaporkan kejadian yang kami alami, seorang turis asing yang tengah santai dipinggir pantai berlari-lari memberitahukan ada mayat yang tedampar dipinggir pantai. Seketika itu juga aku menduga bahwa mayat itu pasti mayat temanku si parman.
Orang-orang yang ikut mendengarkan , juga berpendapat sama.Dan, setelah berada di TKP , pandangan ku langsung tertuju kepada tubuh parman yang sudah terbaring di tepi pantai. Beberapa orang tengah mengerumuninya. Disitu tampak juga surya , yang ternyata adalah seorang paranormal. Setelah kuceritakan awal mula pertemuan kami dengan orang bersurjan yang sebenarnya orang halus itu hingga pada akhirnya kami terjerumus ke kamar kosong itu, lelaki paranormal itu hanya geleng-geleng kepala seperti menyesali apa yang telah terjadi.
Mendung duka menyelimuti hatiku. Bahkan tak terasa mataku pun menitikkan air mata karena kehilangan seorang sahabat. Sementara langit menunjukan suasana yang sangta bersahabat terpadu dengan angin yang sepoi-sepoi basah. Namun , sebenarnya suasana yang romantic itu tidak sesuai dengan kenyataannya. Berbanding terbalik dengan suasana misteri yang telah membawa korban jiwa.
Senin, 17 Agustus 2009
gubug ku
hm…
segarnya hawa ini
ta ada yang bisa menggantikan
hijaunya
birunya
ahhh…
kayanya gubugku
sayang jarang sekali ada yang menjaganya
menempati
bahkan pemiliknya
aku
kau
kita
kamu
kami
kalian
ta peduli dengan kemolekannya
dia
gubug
tapi
kehangatannya
semua keringatnya
harta bendanya
cucuran kemewahannya
diberikan untuk
aku
kau
kami
kita
kalian
mengapa ta kita jaga
ta kita mengerti
ta kita rawat
indahkan gubug ini
dia ta harus menjadi megah
cukup gubug
namun hangat
nyaman
tenteram
damai
kasih
sejahtera
ahhhhhh….
ku ingin tidur
di peraduan gubugku
di anatar bunga tropis yang indah
didalam lautan biru yang segar
di kehijauan daun
memberi oksigen jiwa
ta tergantikan
selamanya….
tegarlah gubugku
tunjukkan warnamu pada dunia
gubugku
kau
aku
kita
bisa menjadikannya
harum
Indonesiaku merdeka….
ayo merdekakan dengan nyata!!!!
kora pendidikan
itulah hari kemerdekaan kita,
hari merdeka nusa dan bangsa,
hari lahirnya bangsa Indonesia,
Merdeka!
Masih inget dengan cuplikan lagu di atas? Yop, bentar lagi Hari Ulang Tahun (HUT) kemerdekaan negara Indonesia kita tercinta nie! So, kegiatan apa aja nie yang bakalan prend TJ adakan? Biasanya kan ada tuh lomba-lomba atau kegiatan sosial yang dilakuin barengan temen-temen di sekolah, kampus atau di lingkungan rumah. Tapi kebanyakan kegiatan yang diadain pasti lomba-lomba yang kayaknya udah jadi tradisi tiap tahun, misalnya aja lomba makan krupuk, balap karung, panjat pinang dan lain-lain. Sekarang pertanyaannya, apa kegiatan ini bisa menimbulkan rasa nasionalisme terhadap diri kita dalam memeperingati hari kemerdekaan Indonesia? Kayaknya sih gak kan? Cuma buat seneng-seneng aja.
Seharusnya mengisi HUT kemerdekaan Indonesia itu bisa dengan kegiatan yang benar-benar menunjukkan rasa nasionalisme. Contohnya aja seperti lomba menyanyikan lagu nasional yang telah diciptakan oleh para pahlawan kita dulu. Terus lomba pakai baju daerah atau lomba kesenian dari berbagai daerah. Secara kan kita harus menghormati dan melestarikan apa yang menjadi milik bangsa kita, sekalian biar gak diklaim sama negara lain. Bener banget tuh prend TJ jangan cuma ambil seneng-senengnya aja, yang penting pelajaran apa yang bisa kita dapat dan manfaatnya buat kita. Well kalo tiap peringatan HUT RI isinya cuma gitu-gitu aja lalu dengan cara apalagi biar kita bisa menumbuhkan rasa nasionalisme pada generasi muda Indonesia?
Secara kan kalo diperhatikan di era globalisasi yang semakin modern ini rasa nasionalisme terhadap bangsa sendiri udah semakin luntur dari peradaban. Banyak banget yang melakukan kerusuhan di dalam negeri sendiri, ada juga tuh yang masuk jaringan teroris untuk merusak nama baik Indonesia dengan berbagai macam alasan yang sebenarnya malah keliru. Ada juga contoh yang paling mudah nie prend TJ, generasi muda Indonesia gak hafal sama yang namanya lagu-lagu nasional yang udah diciptain oleh para pahlawan untuk membangun semangat dan rasa nasionalisme. Bahkan, ada juga nie mahasiswa yang gak hafal sama yang namanya Pancasila! Waduh-waduh parah banget sih, secara udah dari SD kale Pancasila itu diajarin.
Seperti kata pepatah tak kenal maka tak sayang! Jadi dengan mengenal budaya bangsa sendiri maka akan tumbuh rasa cinta terhadap Indonesia. Weeee so sweet… emang bener banget tuh prend TJ kita harus mencintai negara kita tercinta ini. Secara ya kita itu lahir, hidup dan mati di Indonesia, setelah mati nantinya kita juga akan dikebumikan di tanah Indonesia, maka tumpah darah kita adalah Indonesia, tumpah darah kita untuk Indonesia. Berhubung sebentar lagi kita akan menghadapi bulan puasa, kita harus membuat hari kemerdekaan ini menjadi lebih bermanfaat dan lebih bermakna dari tahun-tahun yang lalu. Selamat ulang tahun ke-64 Indonesia, kami cinta Indonesia, Merdeka!
Minggu, 16 Agustus 2009
tersenyumlah
Janganlah bersedih greta
Akasia masih menjadi paru kota
Nyiur melambai lambai di tepi pantai
Geram yang tak kunjung usai
Alih alih runtuhkan perisai
Nirmala pupus ditelan rinai
Laita dirimu tegar hadapi semua
Angin kebahagiaan semilir hembus angkara
Hingga tiba saatnya jumpa
Beberkan setumpuk indah dilema
Entah berantah catat pertemuan sekisah
Rebab mendayu dayu satukan yang terpisah
Sedihmu sadarkan lamunanku
Elegi memasung rindu memecah bisu
Derai tangis hanyutkan kekesalan
Ingin hasratku mengetuk batin
Hilangkan semua rasa perasaan
Gemuruh ombak nantikan senyuman
Rangkaikan bintang gemintang di sudut semesta
Elok rupa pintal wajah merah merona
Energi asa semasa pancarkan bias cahaya
Tersenyumlah greta dinda maharani
Allah peruntukkan senyummu dewi seruni
was there another nights
Werent talking as like didnt need any daylights
but night,it was full of love
time which i waiting for
Hopefully
While wanted to say it all
nervous and coldie night
afraid to get mix with the plants\’ fragnance
and was taken by wind without knowing where it flied
Only have a little hope
which closed by the stars on top of the blanket
I felt this would be suitable
tommorow would be more beautiful
With you
who i loved in my heart
But that hope had not been answered
night passed so quickly
Erase all my hopes and dreams
were you here in another nights?
that made me not tired of waiting
waiting…and always waiting for
my love or my friend
the day just like as usual
you come
you go
i come
i go
but, something happens in my heart
when i look at you
i know i have my heart to you
but my friend also love you
what should ido?
what should i do?
God, is this your way for me?
I Love him
i love him
bot my friend does too
God…is he for me
or for her?
Is that wrong if i miss him
but he never miss me
is that wrong if i love him?
but he… never care to me
is he love me?
but i think he love my friend
god….
at the first
i wanna fight to my self
that i never love him
i wll never miss him
and then, i feel nothing
i know, i lie to myself
God.. i accept..
accept to suffer…
i cryinf because of him
because he never see at me
wish he were know my feeling
but i accept
accept to suffer…
maybe just the way to make me stronger again, and again..
i accept to love him
whom my friend love too
my friend, my God
i am sorry to love him
rindu
Diamku dalam sepinya malam…
Tertegun di hadapan sebuah bingkai…
Memandang senyum dari bibir yg tak berdosa…
Menatap binar dari beningnya kedua bola mata…
Menikmati teduhnya wajah istri tercinta…
Aku rindu mereka…
Rindu akan wajah-wajah tak berdosa…
Rindu akan tawa riang canda..
Kerinduan yg hanya bisa dinikmati dgn airmata..
Kerinduan yg terkadang menusuk jiwa…
6 bulan terpisah oleh samudra…
6 tahun mahligai pernikahan kita…
Terucap harap di tiap untaian doa…
smoga menjadi keluarga yang sakinah…
Umi, shiddiq dan nabila…
Cinta abi ‘tuk kalian semua…
senyum pahlawan
SENYUM PAHLAWAN
Ombak berdebur, hancur, batu karang menyambut. .
Deru angin tak hentinya mengantarmu,
Menuju gerbang bakti kebebasanmu, hai pahlawan. .
Hantaman ombak, deru angin, atau apapun. .
Tetap tegar, bersimbah darah sekalipun,
Harta lenyap sekalipun,
Nyawa melayang sekalipun, tetap tegar,
Wahai pahlawan. . .
10 November, tatap kami, Hai Pahlawan. .
Lihat kami disini, kami merasakannya. .
Deburan ombak dan deru angin yang menghantammu. .
Kami tak sanggup, kami tak dapat tegar spertimu . .
10 November, pandang kami, hai sekalian pahlawan. .
Kami selalu mengenang baktimu, kami menghargai jasamu. .
Kami selalu mengheningkan cipta untukmu, pahlawan. .
10 November, tersenyumlah pahlawan. .
Lihatkan guratan senyummu dilangit biru. .
Batu karang menyambut deburan ombak, hancur. .
Kau diantar angin berderu kegerbang kebebasanmu. .
Ketegaranmu, ajari kami. . .
Keberanianmu, ajari kami. . .
Kemenanganmu, ajari kami. . .
Kepahlawananmu, ajari kami . . .
Ajarilah kami wahai pahlawan
Merekah penuh kedamaian.
akhir menutup mata
rambutmu putih melambangkan usiamu
mengenang masa lalu penuh perjuanganmu
tangan keriputmu memgang gagang kursi
air matamu menetes mengenang masa lalu
mati hidupmu demi kami
kau korbankan harta kau selamatkan bangsa
berharap akan masa masa jaya
namun pilu setelah kau jaya
masa lalumu adalah perjuangan
masa depanmu adalah hinaan
namun kau tabah akan cacian
berharap mendapat penghidupan
walau jauh dari yang kau citakan
hatimu kelu akan balasan yang kau dapatkan
menangis pilu akan apa yang terjadi sekarang
dan kau hanya bisa menunggu dalam kesedihan
berjuaang selamatkan hidupmu dari keterpurukan
walau mungkin takkan ada masa indah dalam dirimu lagi
kau tetap tersenyum akan hidupmu
memandang lurus masa depan
sampai akhir waktumu menutup mata
Sabtu, 15 Agustus 2009
tips hindari flu babi
Tutupi hidung dan mulut Anda dengan tisu jika Anda batuk atau bersin. Kemudian buang tisu itu ke kotak sampah.
Sering-seringlah mencuci tangan Anda dengan air bersih dan sabun, terutama setelah Anda batuk atau bersin. Pembersih tangan berbasis alkohol juga efektif digunakan.
Jangan menyentuh mulut, hidung atau mulut Anda dengan tangan.
Hindari kontak atau berdekatan dengan orang yang sakit flu. Sebab influenza umumnya menyebar lewat orang ke orang melalui batuk atau bersin penderita.
Jika Anda sakit flu, CDC menyarankan Anda untuk tidak masuk kerja atau sekolah dan beristirahat di rumah.
Di Meksiko, negara yang paling parah dilanda wabah flu babi ini, pemerintah negeri itu mengeluarkan imbauan bagi warganya untuk tidak berciuman, meski hanya cium pipi. Demikian seperti dilansir CNN, Senin (27/4/2009).Pemerintah Meksiko juga mengimbau untuk tidak berada di antara kerumunan orang banyak serta tidak berdekatan dengan orang lain yang sakit. Penggunaan masker juga digalakkan di negeri itu.Sejauh ini setidaknya 81 orang telah meninggal akibat wabah flu babi di Meksiko. Lebih dari seribu orang lainnya terkena penyakit ini.
belum sepenuhnya merdeka
indonesia raya
Indonesia , tanah airku , tanah tumpah darahku
disanalah aku berdiri , jadi pandu ibuku
Indonesia , kebangsaanku , bangsa dan tanah airku
marilah kita berseru : Indonesia bersatu
hiduplah tanahku, hiduplah negriku
bangsaku, rakyatku, semuanya
bangunlah jiwanya, bangunlah badannya
untuk Indonesia Raya
Indonesia Raya, merdeka merdeka
tanahku, negriku, yang kucinta
Indonesia Raya, merdeka merdeka
hiduplah Indonesia Raya
(II)
Indonesia tanah yang mulia, tanah kita yang kaya
Di sanalah aku berada, untuk s’lama lamanya
Indonesia tanah pusaka, p’saka kita semuanya
Marilah kita mendo’a, Indonesia bahagia
Suburlah tanahnya, suburlah jiwanya
Bangsanya, Rakyatnya semuanya
Sadarlah hatinya, sadarlah budinya
Untuk Indonesia Raya
(III)
Indonesia tanah yang suci, tanah kita yang sakti
Di sanalah aku berdiri, ‘njaga ibu sejati
Indonesia tanah berseri, tanah yang aku sayangi
Marilah kita berjanji, Indonesia abadi
S’lamatlah rakyatnya, s’lamatlah putranya
Pulaunya, lautnya semuanya
Majulah negrinya, majulah pandunya
Untuk Indonesia Raya
detik detik proklamasi
Detik-Detik Menjelang Proklamasi 17 Agustus 1945
Menyambut Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Indonesia yang ke-62 pada tanggal 17 Agustus 2007 ini, sebagai anak muda ( yang merupakan anak-anak bangsa ), ada baiknya kita mengetahui sejarah tentang Detik-Detik Menjelang Proklamasi 17 Agustus 1945
Sayang sekali jika anak muda yang merupakan generasi penerus Bangsa Indonesia tidak mengerti Sejarah Perjuangan Bangsa sendiri, Indonesia tercinta ini
Berikut fakta sejarah yang terjadi pada saat Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ( diperoleh dari berbagai rangkuman sumber sejarah Bangsa Indonesia antara lain dari : Sekretariat Negara RI & Wikipedia ) :
Perdebatan Antara Golongan Tua & Golongan Muda
Proklamasi, ternyata didahului oleh perdebatan hebat antara golongan pemuda dengan golongan tua. Baik golongan tua maupun golongan muda, sesungguhnya sama-sama menginginkan secepatnya dilakukan Proklamasi Kemerdekaan dalam suasana kekosongan kekuasaan dari tangan pemerintah Jepang. Hanya saja, mengenai cara melaksanakan proklamasi itu terdapat perbedaan pendapat. Golongan tua, sesuai dengan perhitungan politiknya, berpendapat bahwa Indonesia dapat merdeka tanpa pertumpahan darah, jika tetap bekerjasama dengan Jepang.
Karena itu, untuk memproklamasikan kemerdekaan, diperlukan suatu revolusi yang terorganisir. Soekarno dan Hatta, dua tokoh golongan tua, bermaksud membicarakan pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan dalam rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia ( PPKI ). Dengan cara itu, pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan tidak menyimpang dari ketentuan pemerintah Jepang. Sikap inilah yang tidak disetujui oleh golongan pemuda. Mereka menganggap, bahwa PPKI adalah badan buatan Jepang. Sebaliknya, golongan pemuda menghendaki terlaksananya Proklamasi Kemerdekaan itu, dengan kekuatan sendiri. Lepas sama sekali dari campur tangan pemerintah Jepang. Perbedaan pendapat ini, mengakibatkan penekanan-penekanan golongan pemuda kepada golongan tua yang mendorong mereka melakukan “aksi penculikan” terhadap diri Soekarno-Hatta ( lihat Marwati Djoened Poesponegoro, ed. 1984:77-81 )
Tanggal 15 Agustus 1945, kira-kira pukul 22.00, di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta, tempat kediaman Bung Karno, berlangsung perdebatan serius antara sekelompok pemuda dengan Bung Karno mengenai Proklamasi Kemerdekaan sebagaimana dilukiskan Lasmidjah Hardi ( 1984:58 ); Ahmad Soebardjo ( 1978:85-87 ) sebagai berikut:
” Sekarang Bung, sekarang! malam ini juga kita kobarkan revolusi !” kata Chaerul Saleh dengan meyakinkan Bung Karno bahwa ribuan pasukan bersenjata sudah siap mengepung kota dengan maksud mengusir tentara Jepang. ” Kita harus segera merebut kekuasaan !” tukas Sukarni berapi-api. ” Kami sudah siap mempertaruhkan jiwa kami !” seru mereka bersahutan. Wikana malah berani mengancam Soekarno dengan pernyataan; ” Jika Bung Karno tidak mengeluarkan pengumuman pada malam ini juga, akan berakibat terjadinya suatu pertumpahan darah dan pembunuhan besar-besaran esok hari .”
Mendengar kata-kata ancaman seperti itu, Soekarno naik darah dan berdiri menuju Wikana sambil berkata: ” Ini batang leherku, seretlah saya ke pojok itu dan potonglah leherku malam ini juga! Kamu tidak usah menunggu esok hari !”. Hatta kemudian memperingatkan Wikana; “… Jepang adalah masa silam. Kita sekarang harus menghadapi Belanda yang akan berusaha untuk kembali menjadi tuan di negeri kita ini. Jika saudara tidak setuju dengan apa yang telah saya katakan, dan mengira bahwa saudara telah siap dan sanggup untuk memproklamasikan kemerdekaan, mengapa saudara tidak memproklamasikan kemerdekaan itu sendiri ? Mengapa meminta Soekarno untuk melakukan hal itu ?”
Namun, para pemuda terus mendesak; ” apakah kita harus menunggu hingga kemerdekaan itu diberikan kepada kita sebagai hadiah, walaupun Jepang sendiri telah menyerah dan telah takluk dalam ‘Perang Sucinya ‘!”. ” Mengapa bukan rakyat itu sendiri yang memproklamasikan kemerdekaannya ? Mengapa bukan kita yang menyatakan kemerdekaan kita sendiri, sebagai suatu bangsa ?”. Dengan lirih, setelah amarahnya reda, Soekarno berkata; “… kekuatan yang segelintir ini tidak cukup untuk melawan kekuatan bersenjata dan kesiapan total tentara Jepang! Coba, apa yang bisa kau perlihatkan kepada saya ? Mana bukti kekuatan yang diperhitungkan itu ? Apa tindakan bagian keamananmu untuk menyelamatkan perempuan dan anak-anak ? Bagaimana cara mempertahankan kemerdekaan setelah diproklamasikan ? Kita tidak akan mendapat bantuan dari Jepang atau Sekutu. Coba bayangkan, bagaimana kita akan tegak di atas kekuatan sendiri “. Demikian jawab Bung Karno dengan tenang.
Para pemuda, tetap menuntut agar Soekarno-Hatta segera memproklamasikan kemerdekaan. Namun, kedua tokoh itu pun, tetap pada pendiriannya semula. Setelah berulangkali didesak oleh para pemuda, Bung Karno menjawab bahwa ia tidak bisa memutuskannya sendiri, ia harus berunding dengan para tokoh lainnya. Utusan pemuda mempersilahkan Bung Karno untuk berunding. Para tokoh yang hadir pada waktu itu antara lain, Mohammad Hatta, Soebardjo, Iwa Kusumasomantri, Djojopranoto, dan Sudiro. Tidak lama kemudian, Hatta menyampaikan keputusan, bahwa usul para pemuda tidak dapat diterima dengan alasan kurang perhitungan serta kemungkinan timbulnya banyak korban jiwa dan harta. Mendengar penjelasan Hatta, para pemuda nampak tidak puas. Mereka mengambil kesimpulan yang menyimpang; menculik Bung Karno dan Bung Hatta dengan maksud menyingkirkan kedua tokoh itu dari pengaruh Jepang.
Pukul 04.00 dinihari, tanggal 16 Agustus 1945, Soekarno dan Hatta oleh sekelompok pemuda dibawa ke Rengasdengklok. Aksi “penculikan” itu sangat mengecewakan Bung Karno, sebagaimana dikemukakan Lasmidjah Hardi ( 1984:60 ). Bung Karno marah dan kecewa, terutama karena para pemuda tidak mau mendengarkan pertimbangannya yang sehat. Mereka menganggap perbuatannya itu sebagai tindakan patriotik. Namun, melihat keadaan dan situasi yang panas, Bung Karno tidak mempunyai pilihan lain, kecuali mengikuti kehendak para pemuda untuk dibawa ke tempat yang mereka tentukan. Fatmawati istrinya, dan Guntur yang pada waktu itu belum berumur satu tahun, ia ikut sertakan.
Rengasdengklok kota kecil dekat Karawang dipilih oleh para pemuda untuk mengamankan Soekarno-Hatta dengan perhitungan militer; antara anggota PETA ( Pembela Tanah Air ) Daidan Purwakarta dengan Daidan Jakarta telah terjalin hubungan erat sejak mereka mengadakan latihan bersama-sama. Di samping itu, Rengasdengklok letaknya terpencil sekitar 15 km. dari Kedunggede Karawang. Dengan demikian, deteksi dengan mudah dilakukan terhadap setiap gerakan tentara Jepang yang mendekati Rengasdengklok, baik yang datang dari arah Jakarta maupun dari arah Bandung atau Jawa Tengah.
Sehari penuh, Soekarno dan Hatta berada di Rengasdengklok. Maksud para pemuda untuk menekan mereka, supaya segera melaksanakan Proklamasi Kemerdekaan terlepas dari segala kaitan dengan Jepang, rupa-rupanya tidak membuahkan hasil. Agaknya keduanya memiliki wibawa yang cukup besar. Para pemuda yang membawanya ke Rengasdengklok, segan untuk melakukan penekanan terhadap keduanya. Sukarni dan kawan-kawannya, hanya dapat mendesak Soekarno-Hatta untuk menyatakan proklamasi secepatnya seperti yang telah direncanakan oleh para pemuda di Jakarta . Akan tetapi, Soekarno-Hatta tidak mau didesak begitu saja. Keduanya, tetap berpegang teguh pada perhitungan dan rencana mereka sendiri. Di sebuah pondok bambu berbentuk panggung di tengah persawahan Rengasdengklok, siang itu terjadi perdebatan panas; ” Revolusi berada di tangan kami sekarang dan kami memerintahkan Bung, kalau Bung tidak memulai revolusi malam ini, lalu …”. ” Lalu apa ?” teriak Bung Karno sambil beranjak dari kursinya, dengan kemarahan yang menyala-nyala. Semua terkejut, tidak seorang pun yang bergerak atau berbicara.
Waktu suasana tenang kembali. Setelah Bung Karno duduk. Dengan suara rendah ia mulai berbicara; ” Yang paling penting di dalam peperangan dan revolusi adalah saatnya yang tepat. Di Saigon, saya sudah merencanakan seluruh pekerjaan ini untuk dijalankan tanggal 17 “. ” Mengapa justru diambil tanggal 17, mengapa tidak sekarang saja, atau tanggal 16 ?” tanya Sukarni. ” Saya seorang yang percaya pada mistik”. Saya tidak dapat menerangkan dengan pertimbangan akal, mengapa tanggal 17 lebih memberi harapan kepadaku. Akan tetapi saya merasakan di dalam kalbuku, bahwa itu adalah saat yang baik. Angka 17 adalah angka suci. Pertama-tama kita sedang berada dalam bulan suci Ramadhan, waktu kita semua berpuasa, ini berarti saat yang paling suci bagi kita. tanggal 17 besok hari Jumat, hari Jumat itu Jumat legi, Jumat yang berbahagia, Jumat suci. Al-Qur’an diturunkan tanggal 17, orang Islam sembahyang 17 rakaat, oleh karena itu kesucian angka 17 bukanlah buatan manusia “. Demikianlah antara lain dialog antara Bung Karno dengan para pemuda di Rengasdengklok sebagaimana ditulis Lasmidjah Hardi ( 1984:61 ).
Sementara itu, di Jakarta, antara Mr. Ahmad Soebardjo dari golongan tua dengan Wikana dari golongan muda membicarakan kemerdekaan yang harus dilaksanakan di Jakarta . Laksamana Tadashi Maeda, bersedia untuk menjamin keselamatan mereka selama berada di rumahnya. Berdasarkan kesepakatan itu, Jusuf Kunto dari pihak pemuda, hari itu juga mengantar Ahmad Soebardjo bersama sekretaris pribadinya, Sudiro, ke Rengasdengklok untuk menjemput Soekarno dan Hatta. Rombongan penjemput tiba di Rengasdengklok sekitar pukul 17.00. Ahmad Soebardjo memberikan jaminan, bahwa Proklamasi Kemerdekaan akan diumumkan pada tanggal 17 Agustus 1945, selambat-lambatnya pukul 12.00. Dengan jaminan itu, komandan kompi PETA setempat, Cudanco Soebeno, bersedia melepaskan Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta ( Marwati Djoened Poesponegoro, ed. 1984:82-83 ).
Merumuskan Teks Proklamasi Kemerdekaan
Rombongan Soekarno-Hatta tiba di Jakarta sekitar pukul 23.00. Langsung menuju rumah Laksamana Tadashi Maeda di Jalan Imam Bonjol No.1, setelah lebih dahulu menurunkan Fatmawati dan putranya di rumah Soekarno. Rumah Laksamada Maeda, dipilih sebagai tempat penyusunan teks Proklamasi karena sikap Maeda sendiri yang memberikan jaminan keselamatan pada Bung Karno dan tokoh-tokoh lainnya. De Graff yang dikutip Soebardjo ( 1978:60-61 ) melukiskan sikap Maeda seperti ini. Sikap dari Maeda tentunya memberi kesan aneh bagi orang-orang Indonesia itu, karena perwira Angkatan Laut ini selalu berhubungan dengan rakyat Indonesia.
Sebagai seorang perwira Angkatan Laut yang telah melihat lebih banyak dunia ini dari rata-rata seorang perwira Angkatan Darat , ia mempunyai pandangan yang lebih tepat tentang keadaan dari orang-orang militer yang agak sempit pikirannya. Ia dapat berbicara dalam beberapa bahasa. Ia adalah pejabat yang bertanggungjawab atas Bukanfu di Batavia; kantor pembelian Angkatan Laut di Indonesia. Ia tidak khusus membatasi diri hanya pada tugas-tugas militernya saja, tetapi agar dirinya dapat terbiasa dengan suasana di Jawa , ia membentuk suatu kantor penerangan bagi dirinya di tempat yang sama yang pimpinannya dipercayakan kepada Soebardjo. Melalui kantor inilah, yang menuntut biaya yang tidak sedikit baginya, ia mendapatkan pengertian tentang masalah-masalah di Jawa lebih baik dari yang didapatnya dari buletin-buletin resmi Angkatan Darat. Terlebih-lebih ia memberanikan diri untuk mendirikan asrama-asrama bagi nasionalis-nasionalis muda Indonesia . Pemimpin-pemimpin terkemuka, diperbantukan sebagai guru-guru untuk mengajar di asrama itu. Doktrin-doktrin yang agak radikal dipropagandakan. Lebih lincah dari orang-orang militer, ia berhasil mengambil hati dari banyak nasionalis yang tahu pasti bahwa keluhan-keluhan dan keberatan-keberatan mereka selalu bisa dinyatakan kepada Maeda. Sikap Maeda seperti inilah yang memberikan keleluasaan kepada para tokoh nasionalis untuk melakukan aktivitas yang maha penting bagi masa depan bangsanya.
Malam itu, dari rumah Laksamana Maeda, Soekarno dan Hatta ditemani Laksamana Maeda menemui Somobuco ( kepala pemerintahan umum ), Mayor Jenderal Nishimura, untuk menjajagi sikapnya mengenai pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan. Nishimura mengatakan bahwa karena Jepang sudah menyatakan menyerah kepada Sekutu, maka berlaku ketentuan bahwa tentara Jepang tidak diperbolehkan lagi mengubah status quo . Tentara Jepang diharuskan tunduk kepada perintah tentara Sekutu. Berdasarkan garis kebi jakan itu, Nishimura melarang Soekarno-Hatta mengadakan rapat PPKI dalam rangka pelaksanaan Proklamasi Kemerde kaan. Melihat kenyataan ini, Soekarno-Hatta sampai pada kesimpulan bahwa tidak ada gunanya lagi untuk membicarakan soal kemerdekaan Indonesia dengan Jepang. Mereka hanya berharap agar pihak Jepang tidak menghalang-ha langi pelaksanaan proklamasi kemerdekaan oleh rakyat Indonesia sendiri ( Hatta, 1970:54-55 ).
Setelah pertemuan itu, Soekarno dan Hatta kembali ke rumah Laksamana Maeda. Di ruang makan rumah Laksamana Maeda itu dirumuskan teks proklamasi kemerdekaan. Maeda, sebagai tuan rumah, mengundurkan diri ke kamar tidurnya di lantai dua ketika peristiwa bersejarah itu berlangsung. Miyoshi, orang kepercayaan Nishimura, bersama Sukarni, Sudiro, dan B.M. Diah menyaksikan Soekarno, Hatta, dan Ahmad Soebardjo membahas rumusan teks Proklamasi. Sedangkan tokoh-tokoh lainnya, baik dari golongan tua maupun dari golongan pemuda, menunggu di serambi muka.
Menurut Soebardjo ( 1978:109 ) di ruang makan rumah Laksamana Maeda menjelang tengah malam, rumusan teks Proklamasi yang akan dibacakan esok harinya disusun. Soekarno menuliskan konsep proklamasi pada secarik kertas. Hatta dan Ahmad Soebardjo menyumbangkan pikirannya secara lisan. Kalimat pertama dari teks Proklamasi merupakan saran Ahmad Soebardjo yang diambil dari rumusan Dokuritsu Junbi Cosakai , sedangkan kalimat terakhir merupakan sumbangan pikiran Mohammad Hatta. Hatta menganggap kalimat pertama hanyalah merupakan pernyataan dari kemauan bangsa Indonesia untuk menentukan nasibnya sendiri, menurut pendapatnya perlu ditambahkan pernyataan mengenai pengalihan kekuasaan ( transfer of sovereignty ). Maka dihasilkanlah rumusan terakhir dari teks proklamasi itu.
Setelah kelompok yang menyendiri di ruang makan itu selesai merumuskan teks Proklamasi, kemudian mereka menuju serambi muka untuk menemui hadirin yang berkumpul di ruangan itu. Saat itu, dinihari menjelang subuh. Jam menunjukkan pukul 04.00, Soekarno mulai membuka pertemuan itu dengan membacakan rumusan teks Proklamasi yang masih merupakan konsep. Soebardjo ( 1978:109-110 ) melukiskan suasana ketika itu: “ Sementara teks Proklamasi ditik, kami menggunakan kesempatan untuk mengambil makanan dan minuman dari ruang dapur, yang telah disiapkan sebelumnya oleh tuan rumah kami yang telah pergi ke kamar tidurnya di tingkat atas. Kami belum makan apa-apa, ketika meninggalkan Rengasdengklok. Bulan itu adalah bulan suci Ramadhan dan waktu hampir habis untuk makan sahur, makan terakhir sebelum sembahyang subuh. Setelah kami terima kembali teks yang telah ditik, kami semuanya menuju ke ruang besar di bagian depan rumah. Semua orang berdiri dan tidak ada kursi di dalam ruangan. Saya bercampur dengan beberapa anggota Panitia di tengah-tengah ruangan. Sukarni berdiri di samping saya. Hatta berdiri mendampingi Sukarno menghadap para hadirin . Waktu menunjukkan pukul 04.00 pagi tanggal 17 Agustus 1945, pada saat Soekarno membuka pertemuan dini hari itu dengan beberapa patah kata.
“Keadaan yang mendesak telah memaksa kita semua mempercepat pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan. Rancangan teks telah siap dibacakan di hadapan saudara-saudara dan saya harapkan benar bahwa saudara-saudara sekalian dapat menyetujuinya sehingga kita dapat berjalan terus dan menyelesaikan pekerjaan kita sebelum fajar menyingsing“. Kepada mereka yang hadir, Soekarno menyarankan agar bersama-sama menandatangani naskah proklamasi selaku wakil-wakil bangsa Indonesia . Saran itu diperkuat oleh Mohammad Hatta dengan mengambil contoh pada “Declaration of Independence ” Amerika Serikat. Usul itu ditentang oleh pihak pemuda yang tidak setuju kalau tokoh-tokoh golongan tua yang disebutnya “budak-budak Jepang” turut menandatangani naskah proklamasi. Sukarni mengusulkan agar penandatangan naskah proklamasi itu cukup dua orang saja, yakni Soekarno dan Mohammad Hatta atas nama bangsa Indonesia . Usul Sukarni itu diterima oleh hadirin.
Naskah yang sudah diketik oleh Sajuti Melik, segera ditandatangani oleh Soekarno dan Mohammad Hatta. Persoalan timbul mengenai bagaimana Proklamasi itu harus diumumkan kepada rakyat di seluruh Indonesia , dan juga ke seluruh pelosok dunia. Di mana dan dengan cara bagaimana hal ini harus diselenggarakan? Menurut Soebardjo ( 1978:113 ), Sukarni kemudian memberitahukan bahwa rakyat Jakarta dan sekitarnya, telah diserukan untuk datang berbondong-bondong ke lapangan IKADA pada tanggal 17 Agustus untuk mendengarkan Proklamasi Kemerdekaan. Akan tetapi Soekarno menolak saran Sukarni. ” Tidak ,” kata Soekarno, ” lebih baik dilakukan di tempat kediaman saya di Pegangsaan Timur. Pekarangan di depan rumah cukup luas untuk ratusan orang. Untuk apa kita harus memancing-mancing insiden ? Lapangan IKADA adalah lapangan umum. Suatu rapat umum, tanpa diatur sebelumnya dengan penguasa-penguasa militer, mungkin akan menimbulkan salah faham. Suatu bentrokan kekerasan antara rakyat dan penguasa militer yang akan membubarkan rapat umum tersebut, mungkin akan terjadi. Karena itu, saya minta saudara sekalian untuk hadir di Pegangsaan Timur 56 sekitar pukul 10.00 pagi .” Demikianlah keputusan terakhir dari pertemuan itu.
Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Hari Jumat di bulan Ramadhan, pukul 05.00 pagi, fajar 17 Agustus 1945 memancar di ufuk timur. Embun pagi masih menggelantung di tepian daun. Para pemimpin bangsa dan para tokoh pemuda keluar dari rumah Laksamana Maeda, dengan diliputi kebanggaan setelah merumuskan teks Proklamasi hingga dinihari. Mereka, telah sepakat untuk memproklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia hari itu di rumah Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta, pada pukul 10.00 pagi. Bung Hatta sempat berpesan kepada para pemuda yang bekerja pada pers dan kantor-kantor berita, untuk memperbanyak naskah proklamasi dan menyebarkannya ke seluruh dunia ( Hatta, 1970:53 ).
Menjelang pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan, suasana di Jalan Pegangsaan Timur 56 cukup sibuk. Wakil Walikota, Soewirjo, memerintahkan kepada Mr. Wilopo untuk mempersiapkan peralatan yang diperlukan seperti mikrofon dan beberapa pengeras suara. Sedangkan Sudiro memerintahkan kepada S. Suhud untuk mempersiapkan satu tiang bendera. Karena situasi yang tegang, Suhud tidak ingat bahwa di depan rumah Soekarno itu, masih ada dua tiang bendera dari besi yang tidak digunakan. Malahan ia mencari sebatang bambu yang berada di belakang rumah. Bambu itu dibersihkan dan diberi tali. Lalu ditanam beberapa langkah saja dari teras rumah. Bendera yang dijahit dengan tangan oleh Nyonya Fatmawati Soekarno sudah disiapkan. Bentuk dan ukuran bendera itu tidak standar, karena kainnya berukuran tidak sempurna. Memang, kain itu awalnya tidak disiapkan untuk bendera.
Sementara itu, rakyat yang telah mengetahui akan dilaksanakan Proklamasi Kemerdekaan telah berkumpul. Rumah Soekarno telah dipadati oleh sejumlah massa pemuda dan rakyat yang berbaris teratur. Beberapa orang tampak gelisah, khawatir akan adanya pengacauan dari pihak Jepang. Matahari semakin tinggi, Proklamasi belum juga dimulai. Waktu itu Soekarno terserang sakit, malamnya panas dingin terus menerus dan baru tidur setelah selesai merumuskan teks Proklamasi. Para undangan telah banyak berdatangan, rakyat yang telah menunggu sejak pagi, mulai tidak sabar lagi. Mereka yang diliputi suasana tegang berkeinginan keras agar Proklamasi segera dilakukan. Para pemuda yang tidak sabar, mulai mendesak Bung Karno untuk segera membacakan teks Proklamasi. Namun, Bung Karno tidak mau membacakan teks Proklamasi tanpa kehadiran Mohammad Hatta. Lima menit sebelum acara dimulai, Mohammad Hatta datang dengan pakaian putih-putih dan langsung menuju kamar Soekarno. Sambil menyambut kedatangan Mohammad Hatta, Bung Karno bangkit dari tempat tidurnya, lalu berpakaian. Ia juga mengenakan stelan putih-putih. Kemudian keduanya menuju tempat upacara.
Marwati Djoened Poesponegoro ( 1984:92-94 ) melukiskan upacara pembacaan teks Proklamasi itu. Upacara itu berlangsung sederhana saja. Tanpa protokol. Latief Hendraningrat, salah seorang anggota PETA, segera memberi aba-aba kepada seluruh barisan pemuda yang telah menunggu sejak pagi untuk berdiri. Serentak semua berdiri tegak dengan sikap sempurna. Latief kemudian mempersilahkan Soekarno dan Mohammad Hatta maju beberapa langkah mendekati mikrofon. Dengan suara mantap dan jelas, Soekarno mengucapkan pidato pendahuluan singkat sebelum membacakan teks proklamasi.
“Saudara-saudara sekalian ! saya telah minta saudara hadir di sini, untuk menyaksikan suatu peristiwa maha penting dalam sejarah kita. Berpuluh-puluh tahun kita bangsa Indonesia telah berjuang untuk kemerdekaan tanah air kita. Bahkan telah beratus-ratus tahun. Gelombangnya aksi kita untuk mencapai kemerdekaan kita itu ada naiknya ada turunnya. Tetapi jiwa kita tetap menuju ke arah cita-cita. Juga di dalam jaman Jepang, usaha kita untuk mencapai kemerdekaan nasional tidak berhenti. Di dalam jaman Jepang ini tampaknya saja kita menyandarkan diri kepada mereka. Tetapi pada hakekatnya, tetap kita menyusun tenaga kita sendiri. Tetap kita percaya pada kekuatan sendiri. Sekarang tibalah saatnya kita benar-benar mengambil nasib bangsa dan nasib tanah air kita di dalam tangan kita sendiri. Hanya bangsa yang berani mengambil nasib dalam tangan sendiri, akan dapat berdiri dengan kuatnya. Maka kami, tadi malam telah mengadakan musyawarah dengan pemuka-pemuka rakyat Indonesia dari seluruh Indonesia , permusyawaratan itu seia-sekata berpendapat, bahwa sekaranglah datang saatnya untuk menyatakan kemerdekaan kita.
Saudara-saudara! Dengan ini kami menyatakan kebulatan tekad itu. Dengarkanlah Proklamasi kami: PROKLAMASI; Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan Kemerdekaan Indonesia . Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain, diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Jakarta , 17 Agustus 1945. Atas nama bangsa Indonesia Soekarno/Hatta.
Demikianlah saudara-saudara! Kita sekarang telah merdeka. Tidak ada satu ikatan lagi yang mengikat tanah air kita dan bangsa kita! Mulai saat ini kita menyusun Negara kita! Negara Merdeka. Negara Republik Indonesia merdeka, kekal, dan abadi. Insya Allah, Tuhan memberkati kemerdekaan kita itu“. ( Koesnodiprojo, 1951 ).
Acara, dilanjutkan dengan pengibaran bendera Merah Putih. Soekarno dan Hatta maju beberapa langkah menuruni anak tangga terakhir dari serambi muka, lebih kurang dua meter di depan tiang. Ketika S. K. Trimurti diminta maju untuk mengibarkan bendera, dia menolak: ” lebih baik seorang prajurit ,” katanya. Tanpa ada yang menyuruh, Latief Hendraningrat yang berseragam PETA berwarna hijau dekil maju ke dekat tiang bendera. S. Suhud mengambil bendera dari atas baki yang telah disediakan dan mengikatnya pada tali dibantu oleh Latief Hendraningrat.
Bendera dinaikkan perlahan-lahan. Tanpa ada yang memimpin, para hadirin dengan spontan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Bendera dikerek dengan lambat sekali, untuk menyesuaikan dengan irama lagu Indonesia Raya yang cukup panjang. Seusai pengibaran bendera, dilanjutkan dengan pidato sambutan dari Walikota Soewirjo dan dr. Muwardi.
Setelah upacara pembacaan Proklamasi Kemerdekaan, Lasmidjah Hardi ( 1984:77 ) mengemukakan bahwa ada sepasukan barisan pelopor yang berjumlah kurang lebih 100 orang di bawah pimpinan S. Brata, memasuki halaman rumah Soekarno. Mereka datang terlambat. Dengan suara lantang penuh kecewa S. Brata meminta agar Bung Karno membacakan Proklamasi sekali lagi. Mendengar teriakan itu Bung Karno tidak sampai hati, ia keluar dari kamarnya. Di depan corong mikrofon ia menjelaskan bahwa Proklamasi hanya diucapkan satu kali dan berlaku untuk selama-lamanya. Mendengar keterangan itu Brata belum merasa puas, ia meminta agar Bung Karno memberi amanat singkat. Kali ini permintaannya dipenuhi. Selesai upacara itu rakyat masih belum mau beranjak, beberapa anggota Barisan Pelopor masih duduk-duduk bergerombol di depan kamar Bung Karno.
Tidak lama setelah Bung Hatta pulang, menurut Lasmidjah Hardi (1984:79) datang tiga orang pembesar Jepang. Mereka diperintahkan menunggu di ruang belakang, tanpa diberi kursi. Sudiro sudah dapat menerka, untuk apa mereka datang. Para anggota Barisan Pelopor mulai mengepungnya. Bung Karno sudah memakai piyama ketika Sudiro masuk, sehingga terpaksa berpakaian lagi. Kemudian terjadi dialog antara utusan Jepang dengan Bung Karno: ” Kami diutus oleh Gunseikan Kakka, datang kemari untuk melarang Soekarno mengucapkan Proklamasi .” ” Proklamasi sudah saya ucapkan,” jawab Bung Karno dengan tenang. ” Sudahkah ?” tanya utusan Jepang itu keheranan. ” Ya, sudah !” jawab Bung Karno. Di sekeliling utusan Jepang itu, mata para pemuda melotot dan tangan mereka sudah diletakkan di atas golok masing-masing. Melihat kondisi seperti itu, orang-orang Jepang itu pun segera pamit. Sementara itu, Latief Hendraningrat tercenung memikirkan kelalaiannya. Karena dicekam suasana tegang, ia lupa menelpon Soetarto dari PFN untuk mendokumentasikan peristiwa itu. Untung ada Frans Mendur dari IPPHOS yang plat filmnya tinggal tiga lembar ( saat itu belum ada rol film ). Sehingga dari seluruh peristiwa bersejarah itu, dokumentasinya hanya ada 3 ( tiga ) ; yakni sewaktu Bung Karno membacakan teks Proklamasi, pada saat pengibaran bendera, dan sebagian foto hadirin yang menyaksikan peristiwa yang sangat bersejarah itu.penghianatan pertama terhadap piagam jakarta
Kapankah Piagam Jakarta pertama kali dianulir? Hampir setiap orang, bahkan para pakar sejarah, menunjuk tanggal 18 Agustus 1945. Yakni saat Bung Hatta di pagi hari menjelang dibukanya rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), melobi Ki Bagus Hadikusumo, A Wahid Hasyim, Mr Kasman Singodimedjo, dan Mr Teuku Hasan untuk bersedia mengganti kalimat ‘Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya’ dalam rancangan UUD dengan kalimat ‘Ketuhanan Yang Mahaesa’.
bokap dangdut dan roma irama
Sabtu malam itu bokap duduk manis di depan tipi. Layar berukuran 17 inchi di depannya menayangkan acara musik dangdut yang disiarkan langsung dari pantai karnaval Ancol. Nggak tanggung-tanggung, acara musik yang diprakasai oleh TPI itu menampilkan artis dangdut dari 3 generasi yang berbeda. Generasi pertama tentu saja diwakili oleh sang raja dan ratu dangdut. Yep di barisan depan Rhoma Irama dan Elvy Sukaesih sudah siap menggoyang lautan massa yang dari tadi berteriak-teriak nggak jelas kek orang lagi kesetanan. Selain dua orang itu, di generasi pertama juga ada Rita Sugiarto, penyanyi dangdut wanita pujaan bokap gua. Di generasi kedua ada Ike Nurjanah dan Cici Paramida dan digenerasi paling bontot alias generasi ketiga Siti dan para artis jebolan KDI lainnya sudah stand by menggoyang para pecinta dangdut di tanah air.
“Kris.” Bokap manggil gua yang lagi duduk nyantai sambil mencetin jerawat di teras depan.
Gua nggak jawab. Masih khusyuk megang-megang jerawat yang entah dari kapan berani-beraninya nangkring di daerah sekitar dagu. Warnanya merah. Ukuranya lumayan gede. Kalo ditusuk pake piso rasanya perih banget.
“KRIS!!!” Bokap memanggil gua untuk yang kedua kalinya. Sambil jerit.
“Apaan sih Pak?”
“Sini masuk, kita nonton tipi.”
“Acaranya bagus ya? Pilem China ato pilem barat? Oh, pasti pilem Jet Li ya?” Gua berasumsi.
Ekspetasi gua yang terlampau tinggi itu lalu dengan sangat mudahnya dihancurkan oleh bokap menjadi puing-puing yang nggak beraturan. Bokap bilang, “Ayo kita nonton dangdutan bareng.”
Berhubung gua nggak mau dikutuk jadi Ikan Pari. Gua segera menuruti ajakan itu. Gua dan bokap duduk di sofa ruang tamu yang terbuat dari bahan beludru. Warnanya abu-abu dan kini sudah tampak kusam karena telah lapuk di makan usia. Di sana kami menyaksikan Rhoma Irama dan grup Sonetanya nyanyi-nyanyi di atas panggung.
“Gimana? masih semangat?” tanya Bang Rhoma dengan gayanya yang sangat khas. Para penonton yang tampaknya udah nggak tahan buat berdendang secara massal langsung tereak. Nggak tau meneriakan apa, yang pasti dari teriakan itu membuktikan bahwa mereka adalah manusia-manusia yang butuh hiburan semacam ini untuk sedikit mengurangi beban hidup mereka yang dari hari ke harinya semakin mencekik leher.
Di sisi lain Bokap mencoba membuat dialog dengan gua.
“Kamu suka dangdut Kris?”
Lagi-lagi dengan pertimbangan nggak mau kualat terus dikutuk jadi Ikan Pari gua jawab, “Suka.”
“Bagus. Jarang-jarang loh ada anak muda kayak kamu yang suka sama dangdut. Kebanyakan dari mereka menganggap musik dangdut itu kampungan. Padahal siapa bilang? Musik dangdut itu musik yang eksentrik. Nggak peduli liriknya lagi seneng, sedih, bahagia, abis diputusin pacar, abis dapet hadiah, abis dapet musibah. Bawaannya ngajakin joget aja.”
Gua diem.
“Kamu suka Rhoma Irama?”
“Su…ka.”
“Rhoma Irama orang hebat loh Kris. Nggak salah deh kalo banyak orang yang bilang kalo dia itu raja dangdut. Hampir semua lagu dangdut diciptain sama dia. Gitarnya aja harganya 300 juta.” Bokap berbicara tanpa dasar teori yang cukup kuat.
“Hah? 300 juta?” Gua kaget.
“300 juta.” Bokap sok tau.
ini baru puisi
Kutemukan engkau di lingkar mimpiku
Menenangkan aku dari segala lara
Bagai embun pagi yang basahi bumi
Kehadiran engkau menyejukan aku
Dalam jiwaku, wajah lugumu terpasang
Dalam darah laki-lakiku, namamu mengalir
Panah cinta dan semua tentang asmara mengilui jantungku
Adakah engkau tau bahwa kau sempurna di mataku
Mendekatlah kepadaku, niscaya akan ku persembahkan sebongkah awan buatmu
Sebagai mahkota untuk menandakan bahwa kau adalah dewi di hatiku
17 agustus tahun 1945
17 Agustus 1945 ( MERDEKA.!!!)
begitulah para pejuang jaman perjuangan meneriakkan yel-yel ketika bertemu dengan rekannya. tetapi, kata-kata itu bertolak belakang dengan penggunaan jaman sekarang. kata merdeka sering dipakai dalam produk-produk MLM yang notabene adalah pembohongan publik. merdeka dihari tua, merdeka di masa muda, atau merdeka untuk menikmati hidup dengan mengikuti program dari kami (MLM).. hi.hi.hi.. lucu juga.
merdeka diatas adalah merdeka ketika mereka berhasil mencapai titik ketika mereka bisa menikmati hasil dari perjuangan dalam program-progam MLM. tapi selanjutnya.?? apa mereka bisa merdeka ketika tsunami atau bom meledak di lingkungan mereka… hi.hi.hi.. lah.. kok malah ngomongin MLM.. *tendang+injek2 MLM nggak jelas*
sekarang kan bangsa Indonesia sedang merayakan hari kemerdekaan yang ke 61. kebiasaan kalau ada moment-moment tertentu yang emosi kita terbawa didalamnya. pasti ada suatu pertanyaan besar yang kurang lebih ” Apa Yang Sudah Kita Lakukan.??” dari pertanyaan tersebut akan merembet ke pertanyaan-pertanyaan selanjutnya. dan jawabannya pastilah akan bervariasi. kurang lebih tergantung kita yang sadar akan pertanyaan yang diajukan dan jawaban yang diperoleh di dalam diri sendiri. Ok’ lanjut saja.
Bangsa Indonesia
1. Apa yang sudah dan akan kita lakukan untuk bangsa Indonesia ini.?
2. ??
dilanjutin sendiri aja. yang pasti akan banyak point-point yang dihasilkan apabila kita benar-benar merenung tentang arti perjuangan dan kemerdekaan.
Me sendiri sedih.. sedih yang teramat dalam .
Tapi marilah kita Sejenak Berdoa buat para Pahlawan Perjuangan yang dengan sepenuh hati Berkorban untuk kesatuan NKRI. semoga cita-cita mereka akan selalu dikenang oleh penerus-penerus bangsa. Amien…
Kamis, 13 Agustus 2009
DPN
Dampak Positif dan Negatif Internet
Internet adalah sistem informasi global berbasis komputer. jadi, bergaul dengan internet sama juga bergaul dengan komputer. internet tidak akan ada tanpa komputer. Ibarat kapal tanpa nahkoda, kan tidak bisa jalan juga! Begitu juga dengan internet, tanpa adanya komputer kita tidak bisa mengakses internet. Untuk mengakses internet kita hanya membutuhkan seperangkat komputer, modem, dan saluran telepon. Bahkan saat ini tidak perlu mempergunakan jaringan telepon, cukup dengan menggunakan wireless internet. jadi, sangat gampang bukan untuk mengakses internet?
Adapun fasilitas dalam internet yaitu : E-mail (surat elektronik), Bulletin Board System(BBS), File transfer Protocol(FTP), Information Browsing(gopher), Remote Login(Telnet), Advanced Browsing(www), Automated Title search(archie, veronica), Automated content search, dan komunikasi audio dan visual.
Keberadaan internet memberi dampak positif bagi seluruh masyrakat pengguna internet termasuk remaja. Disana mereka bisa dengan cepat mendapatkan informasi, bisa mencarinya dengan menggunakan google atau dengan cara yang lain. Tetapi kebanyakan remaja menggunakan internet untuk mencari teman, chatting, kirim e-mail dan mencari tugas-tugas kuliah atau tugas sekolah. Dikalangan remaja masa kini yang lagi marak-maraknya adalah friendster. Mereka mencari teman melalui frienster dan bisa juga kirim-kirim foto atau lain sebagainya.
Internet bukan hanya untuk mencari informasi saja, akan tetapi dapat digunakan sebagai tempat penjualan barang dan jasa. Penjualan melalui internet ini disebut E-Commerce (electronic commerce). Muncunya istilah ini seiring dengan semakin berkembangnya disiplin ilmu komputer dan internet. E-com ini dapat diartikan sebagai pertukaran barang, jasa, dan atau informasi melalui medium elektronik dengan imbalan uang yang pembayarannya dilakukan dengan menggunakan credit card (kartu kredit). Rentang bisnis melalui internet ini mulai dari pemesanan bunga untuk orang tercinta, jual buku, langganan majalah, sampai pembayaran ribuan rupiah untuk pembelian chip processor yang akan digunakan untuk komputer.
Langkah pertama yang harus dilakukan oleh para pengusaha adalah membuat "homepage" yang akan berfungsi sebagai toko di internet. Melalui homepage ini ia dapat menyebarluaskan informasi mengenai perusahaan, pruduk, dan pelayanan yang di tawarkan. Manfaat dari E-com itu sendiri adalah bisa menurunkan pengeluaran tetap, karena perusahaan bisa menghemat jumlah pegawai, dengan demikian juga pengeluaran untuk gaji dan infrastruktur fisik. Dan sebaliknya, untuk konsumen E-com menawarkan kenyamanan lebih besar dan pilihan lebih banyak untuk barang dan jasa yang akan dibeli dengaan harga lebih baik.
Selain dampak positif, internet juga bisa memberi dampak negatif bagi kalangan masyarakat khususnya remaja. Misalnya para remaja membuka situs-situs porno di internet. Itu merupakan salah satu perilaku menyimpang yang dilakukan remaja. Disana mereka bisa melihat gambar-gambar porno, adegan-adegan yang bisa menggoyahkan iman manusia, dan itu semua dapat merusak moral para remaja yang merupaka generasi penerus bangsa.
Selain itu, dampak buruk dari internet itu adalah timbul berbagai macam kejahatan. Diantaranya adalah pencurian uang di Bank melalui internet, dan biasanya orang yang ahli di bidang itu disebut Hacker. Perbuatan kriminal tersebut sulit untuk di deteksi karena mereka menggunakan taktik sendiri dan kode-kode tertentu dalam pelaksanaan misi mereka. Dan itu semua tidak dapat diketahui pihak lain. Pembobolan Bank ini dapt merugikan negara karena jumlah yang diraut bukan hanya jutaan rupiah, melainkan trillyun rupiah. Contoh kejahatan lain adalah penipuan undian berhadiah. Dan masih banyak lagi tindak kriminal yang dilakukan melalui internet.
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa internet banyak membantu manusia dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari. Internet bisa berdampak positif dan juga negatif tergantung cara kita menggunakannya.